Halo, Sahabat TrueMission
Sebagai praktisi yang sudah menangani banyak kasus klaim asuransi—baik yang lancar maupun yang bermasalah—saya bisa katakan bahwa satu prinsip ini seringkali jadi penentu diterima atau ditolaknya klaim: Utmost Good Faith.
Sayangnya, masih ada nasabah maupun agen yang belum benar-benar memahami maknanya. Padahal, kesalahpahaman kecil di awal bisa berdampak besar di belakang, termasuk risiko ditolaknya klaim padahal premi sudah dibayar bertahun-tahun.
Di artikel ini saya akan bantu Teman-Teman menjawab:
- Apa itu Utmost Good Faith dalam asuransi jiwa dan kesehatan?
- Apa saja contoh pelanggaran yang sering terjadi?
- Bagaimana agar tidak jadi korban kesalahan sendiri?
Apa Itu Utmost Good Faith dalam Asuransi?
Utmost Good Faith (Itikad Baik yang Paling Tinggi) adalah prinsip dasar dalam setiap kontrak asuransi yang mewajibkan kedua belah pihak—Teman-Teman sebagai pemegang polis dan perusahaan asuransi—untuk saling jujur dan transparan terhadap semua informasi penting yang bisa memengaruhi penilaian risiko.
Dalam praktiknya, prinsip ini diterapkan sejak Teman-Teman mengisi SPAJ (Surat Permintaan Asuransi Jiwa). Semua yang berkaitan dengan kesehatan, gaya hidup, riwayat penyakit, bahkan kondisi pekerjaan, wajib diungkapkan dengan benar.
Prinsip ini adalah pondasi dari proses underwriting, yaitu tahapan evaluasi risiko sebelum polis disetujui.
Dasar Hukum: Pasal 251 KUHD
Prinsip utmost good faith tidak hanya bersifat etis, tapi juga punya landasan hukum di Indonesia, yaitu Pasal 251 KUHD.
Isinya menjelaskan bahwa setiap pernyataan yang tidak sesuai atau tidak lengkap dalam perjanjian asuransi bisa menyebabkan batalnya kontrak. Ini berarti, jika ada informasi penting yang Teman-Teman sembunyikan (sengaja atau tidak), perusahaan asuransi berhak menolak klaim Teman-Teman.
Tenang, dijagain Dandy.
Kenapa Prinsip Ini Sangat Penting?
Asuransi berbeda dari produk keuangan lain. Kalau beli rumah, Teman-Teman bisa lihat fisiknya. Tapi dalam asuransi, seluruh transaksi didasarkan pada informasi yang Teman-Teman sampaikan.
Kalau data tidak akurat, maka:
- Polis bisa dibatalkan (rescission)
- Klaim bisa ditolak meskipun premi sudah dibayar
- Reputasi agen maupun perusahaan asuransi bisa ikut tercoreng

Contoh Nyata Pelanggaran Utmost Good Faith
Berikut beberapa contoh kasus yang sering ditemui di lapangan bersama mitra medis dan underwriting:
1. Menyembunyikan Riwayat Penyakit Ringan
Contoh: Teman-Teman menganggap maag ringan nggak perlu disebut karena cuma “asam lambung biasa.” Namun saat klaim, ditemukan pernah dirawat di IGD. Klaim pun ditolak karena dianggap ada ketidakjujuran.
2. Mengisi SPAJ Berdasarkan Ingatan Saja
“Pernah rawat inap, tapi lupa tahun berapa. Jadi nggak ditulis karena takut ditolak.” Padahal, lebih baik jujur sejak awal. Tim underwriting bisa bantu mencarikan solusi daripada menolak mentah-mentah nanti.
3. Mengabaikan Saran Medis
Misalnya, Teman-Teman tahu dokter menyarankan CT Scan tapi belum dilakukan, dan tetap mengisi SPAJ seolah-olah sehat. Ini disebut material non-disclosure dan bisa membuat klaim ditolak total atau polis diubah.
👉 Aplikasi Pulse Tidak Dapat Diakses
Apakah Klaim Pasti Ditolak Kalau Ada Ketidaksesuaian?
Tidak selalu.
Namun, dalam dua tahun pertama (masa contestable), perusahaan asuransi berhak menyelidiki klaim dan bisa menolak, bahkan jika penyakit yang diklaim tidak langsung berkaitan dengan informasi yang disembunyikan.
Makanya, utmost good faith bukan cuma formalitas — ini prinsip perlindungan yang sangat penting.
Perbandingan di Asuransi Syariah vs Konvensional
Prinsip ini juga berlaku dalam asuransi syariah, meskipun konsepnya dikaitkan dengan nilai takaful, yaitu saling membantu dan penuh keikhlasan.
Dalam kedua sistem, informasi yang tidak diungkapkan secara utuh tetap bisa berakibat pada batalnya polis atau klaim tidak dibayarkan. Jadi, kejujuran tetap jadi kunci.
👉 Panduan Alur Klaim Asuransi Prudential
Checklist: Cara Menjaga Itikad Baik Teman-Teman
Agar tidak terjebak masalah di kemudian hari, berikut ini tips dari saya:
✅ Sebutkan semua keluhan medis, bahkan yang ringan seperti flu berulang atau alergi
✅ Laporkan semua kunjungan medis dua tahun terakhir, meski hasilnya “normal”
✅ Hindari medical check-up saat Teman-Teman flu, menstruasi, atau stres berat
✅ Simpan semua resume medis, hasil lab, dan riwayat pengobatan
✅ Konsultasi ke agen atau tenaga medis saat ragu
Penutup: Prinsip yang Menjaga, Bukan Menjebak
Sahabat TrueMission, prinsip utmost good faith bukan jebakan. Ini justru prinsip perlindungan untuk kedua belah pihak.
Kalau informasi lengkap dan jujur dari awal, underwriting bisa menyesuaikan solusi: pengecualian, premi substandar, atau penundaan. Tapi setidaknya polis tetap sah dan melindungi Teman-Teman saat dibutuhkan.
Jangan biarkan kelalaian kecil membatalkan perlindungan besar yang sudah Teman-Teman siapkan.
Konsultasi Langsung? Yuk, Hubungi Saya
Jika Teman-Teman masih ragu soal SPAJ atau butuh bantuan untuk review riwayat medis sebelum ambil polis, saya siap bantu.
📩 Sahabat Asuransi kamu – Dandy
Tenang, dijagain Dandy.



